Sabtu, 30 Agustus 2014

Putri Istana Kardus


Hanya untuk menyambung hidup keluarga kecil yang ia punya itu tujuannya, tak ada gaun indah atau sepatu kaca, tak ada mahkota dan mutiara seperti putri dalam cerita dongeng yang pernah ia dengar atau seperti gadis cantik iklan sabun mandi yang terpampang di simpang jalan.

Panas dan hujan tak pernah menjadi musuh baginya, walau bukan istana dengan seribu pelayan dan pengawal gagah perkasa tak jadi persoalan hanya istana kardus beralas permadani tikar lusuh yang menjaga dirinya dan keluarga kecil yang ia punya cukup menghangatkan dari dingin yang menusuk tulang saat malam datang.

Kehangatan pelukan dari keluarga tercinta sudah cukup dan semua itu sudah lebih indah dari apapun, tak lagi ada air mata, hanya senyum yang setia menghiasi bibirmya, senyum pada dunia saat sang mentari mulai bersinar teriring doa dan harapan akan dunia yang baik hati semoga mereka tidak lupa berbagi rezki titipan-Nya.

Berapapun yang didapatkan ia tak pernah mengeluh walau kadang tak jarang ia hanya terdiam, menahan haus dan lapar dikala sinar mentari semakin terik dengan menggenggam sedikit receh yang terkumpul karena ia tak ingin pulang dengan tangan hampa. Saat ia bernyanyi ia tidak meminta tepuk tangan yang meriah karena ia masih mampu melakukannya sendiri tak ada suara harpa merdu yang mengiringi hanya alat seadanya.

Kembali ia hanya akan tersenyum kecil dan kembali berlalu saat tak ada hasil didapat, Ia tak menghujat ia juga tak dirundung amarah. Ia hanya melanjutkan langkah kecilnya dengan riang

Karena ia yakin akan selalu ada remah-remah kehidupan untuk ia bawa pulang demi kehidupan keluarganya


LaOrange Jakarta 30/10/2009 21:10 Re-Post
( buat puteri istana kardus, doaku untuk bahagiamu )