Genre : Romance – Science Fiction
Situs Resmi : http://www.sorayafilms.com/
Produser : Sunil
Soraya
Sutradara : Rizal
Mantovani
Pemain : Herjunot Ali, Raline Shah, Fedi Nuril, Paula Verhouven,
Arifin Putra, Hamish Daud, Hany Pattikawa
Produksi : PT Soraya Intercine Films
Story : Diangkat
dari Novel Kesatria,Putri,& Bintang Jatuh, karya Dewi ”Dee” Lestari
Sinopsis
Menunaikan ikrar mereka untuk berkarya bersama, pasangan
Dimas dan Reuben mulai menulis roman yang diberi judul Kesatria, Putri, dan
Bintang Jatuh. Paralel dengan itu, dalam kehidupan nyata, sebuah kisah cinta
terlarang terjalin antara Ferre dan Rana. Hubungan cinta mereka
merepresentasikan dinamika yang terjadi antara tokoh Kesatria dan Putri dalam
fiksi Dimas dan Reuben. Tokoh ketiga, Bintang Jatuh, dihadirkan oleh seorang
peragawati terkenal bernama Diva, yang memiliki profesi sampingan sebagai
pelacur kelas atas. Tanpa ada yang bisa mengantisipasi, kehadiran sosok bernama
Supernova menjadi kunci penentu yang akhirnya merajut kehidupan nyata antara
Ferre-Rana-Diva dengan kisah fiksi karya Dimas-Reuben dalam satu dimensi
kehidupan yang sama.
Catatan Awal
Ini hanya sebuah catatan kecil tentang film Perdana “SUPERNOVA
– Kesatria, Putri ,& Bintang Jatuh” yang baru saja tayang di
bioskop-bioskop Indonesia. Sebagai salah satu pembaca Novel yang lebih dulu
terbit satu dekade lalu mengikuti setiap serinya termasuk AKAR, PETIR, PARTIKEL
dan juga GELOMBANG sebagai seri ke 5 yang belum lama ini juga diluncurkan,
jujur secara pribadi terdapat pengharapan yang sangat lebih dari film perdana dari
Seri SUPERNOVA ini bahkan Jauh sebelum tayang baru hanya sekedar rumor di
sosial media hingga akhirnya muncul Trailer Awal yang terlihat menarik walau
tanpa ada dialog apapun membuat rasa penasaran itu kian bertambah besar tak
sabar rasanya untuk bisa menikmati secara visual apa yang selama ini hanya bisa
saya baca dan bayangkan dari setiap keping yang ada di Novel SUPERNOVA KPBJ,
Hingga
waktupun berlalu kemudian muncul kembali trailer lainnya bukan lagi sekedar
gambar namun terdapat kutipan-kutipan dialog singkat antar karakter di dalam Film SUPERNOVA
KPBJ namun entah mengapa trailer kedua ini mulai terbesit ragu yang mulai
tumbuh berdampingan dengan rasa penasaran, sayapun mencoba meneguhkan hati dan
mencoba berfikir positif untuk tidak menilai lebih jauh sesuatu tanpa melihat secara
lengkap dan utuh.
Catatan Utama
Akhirnya hari ini setelah melihat secara lengkap dan mencoba
menikmati jujur saya secara pribadi agak sulit untuk bisa menikmati film ini
dengan tidak meninggalkan catatan setiap kali ada hal yang saya rasa kurang
berkenan dari setiap scene dari setiap dialog dari setiap emosi yang
dimunculkan oleh karakter-karakter dalam film Perdana SUPERNOVA – Kesatria,
Putri,& Bintang Jatuh ini. Ok sebelum membahas lebih jauh kita lihat sisi
positifnya terlebih dahulu. Sejak dimulai film SUPERNOVA KPBJ sudah disuguhi
visual yang sangat memanjakan mata “SUPER SEKALI” (sempat membuat terkesima
sesaat juga sih) dan banyak juga penonton lainnya yang sudah membandingkan
dengan kualitas film buatan Hollywood, animasi yang dibuat memang terlihat
cukup apik bahkan ada yang mengatakan EPIC! Salut untuk pembuat animasi dan
tentunya pak sutradara untuk Visual setiap kepingnya yang memang keren walau
tetap ada sedikit yang terasa kurang pas tapi itu nanti akan saya bahas hehe.
Berikutnya gambaran pertemuan awal Dimas dan Reuben juga
bisa dibilang cukup bisa menggambarkan apa yang menjadi bayangan saat membaca
novelnya. Chemistry awal mereka dan ungkapan kasih sayang saat memperingati
ulang tahun yang ke sepuluh hubungan mereka kemudian saat terakhir ketika
mereka berdua mulai mempertanyakan keberadaaan diri mereka dan disambut dengan
ungkapan sayang dari dhimas kepada Reuben cukup membuat saya dan penonton
lainnya agak merinding (ngilu sendiri) hingga mampu membuat tertawa dan memecah keheningan sesaat,
hahaha.
Ok sekarang kita akan bahas satu persatu catatan yang
menurut saya kurang pas atau kurang berkenan untuk saya secara pribadi, yang
jelas film itu memang tidak lepas dari visual yang harus menarik dan memanjakan
mata para penonton tapi entah mengapa kuping dan hati ini tidak bisa menikmati
dengan baik setiap dialog yang muncul dari tiap-tiap karakter yang ada L
hampir semua dialog terdengar datar, tidak natural, kurang luwes. Di saat mata
sudah begitu dimanjakan dengan visual yang luar biasa apik namun sayang terasa tidak
seimbang dengan setiap dialog yang terucap dan emosi yang tergambar dan Ini berlaku
untuk semua karakter yang ada.
Dimas dan Reuben seharusnya bisa dibuat sedikit lebih
sedikit santai dan lepas, karena usia dari hubungan mereka sendiri yang sudah mencapai
lebih dari 10 tahun mungkin tidak dapat sepenuhnya terlihat karena porsi
mereka di dalam film perdana SUPERNOVA ini memang cukup banyak yang dihilangkan L
Ferre, di dalam film ini ia tidak seperti apa yang saya
bayangkan ketika membaca di dalam buku SUPERNOVA KPBJ, dalam setiap dialog yang
terucap sepanjang film hanya saat Ferre berdebat dengan Rana ketika berada di
rumah sakit tentang apa yang ia mau atau Rana inginkan. Hanya dialog itu yang
terdengar begitu pas dengan apa yang digambarkan sangat lepas dan lugas. Selebihnya
L
apalagi saat Ferre terpuruk dalam adegan itu ia diliputi begitu banyak
kemarahan namun apa yang terucap tidak berhasil membuat saya secara pribadi
tergerak dan merasakan perih dan terpuruk seperti saat membacanya dan juga saat
bertemu dengan SUPERNOVA dalam mimpinya.
Rana, entah harus mulai dari mana yang pasti konsistensi
penjiwaan karakter Rana di film ini juga tidak jauh berbeda dengan Ferre saya
tidak benar-benar bisa mendapatkan gambaran yang sama dengan Rana yang tertulis
dalam Novel SUPERNOVA KPBJ, setiap dialog dan mimik muka atau ekspresi yang
ingin dimunculkan tidak mengena dan tidak dapat menyentuh perasaan saya. Mulai dari
perkenalan dengan Ferre, Ketika berbicara dengan Arwin di meja makan tentang
kesibukannya, sampai dengan ekspresi ketika mencoba berpura-pura sakit ketika
Arwin mencoba bermesraan hingga waktu adegan mengirimkan pesan ke SUPERNOVA
saat dirumah orang tuanya. L
Arwin sebenarnya juga sama walau mungkin tidak terlalu masih
bisa di tolerir seperti dimas dan Reuben tapi ada salah satu scene dimana Arwin
berbincang dengan temannya yang mencurigai kedekatan Rana dan Ferre disana entah
mengapa saya lebih menikmati saat teman Arwin bercerita terdengar sangat
Natural dan lebih meyakinkan dari semua karakter yang ada di film ini. Serius
saya SUKA! mungkin karena dia hanya muncul sebentar dan tidak seperti tokoh
utama yang lainnya tapi dia cukup bisa memenangkan perhatian saya J
DIVA – OMG... LLL
i’m so sorry tapi hancur semua gambaran DIVA yang selama ini saya Bayangkan Diva
yang SINIS saat melihat rekannya terjatuh, yang DINGIN saat dirayu yang SMART
ketika menjadi sang AVATAR. Sekali lagi i’m so sorry tapi ini hanya kenyataan
yang saya rasakan saat menonton film dengan harapan yang sangat besar.
Selain karakter utama ada juga karakter kecil yang
mengganggu percakapan datar antara Nanda sang klien dan DIVA, diakhir
percakapan Nanda yang seharusnya menangis pelan, malah menangis dengan lantang
serius kaget dan bengong sendiri sambil bertanya-tanya ini sebenarnya ada apa? K
Selain catatan di atas ada beberapa yang untuk saya secara
pribadi menjadi agak kurang bisa menikmati film perdana SUPERNOVA sebagai mana mestinya.
Begitu banyak kepingan cerita yang hilang seperti adegan dimana DIVA menjadi
juri sebuah lomba model untuk anak-anak yang seharusnya bisa dimunculkan ada
karena disana terdapat salah satu pesan moral yang sangat penting untuk semua
tau selain itu flash back hidupnya yang membuat hatinya terlihat RAPUH seketika
menangis di kursi mobil belakang tidak muncul disana.
Keping 8 hilang Adegan
cemburu dan tawa lepas yang bisa menunjukkan betapa hubungan Reuben dan Dimas
bisa sangat manusiawi dan hidup tidak dimunculkan di film ini L
Keping 12 Un Sol Em Noite tidak ada di film ini artinya salah
satu karakter penyambung ke seri berikutnya tidak ada L GIO
hilanggggggg.....!!!
Dan masih banyak yang lainnya yang terasa kurang pas menurut
saya secara pribadi, contoh visual kupu-kupu putih yang terlalu terlihat animasinya harus lebih sering melakukan observasi, belum lagi lokasi film
yang di tampilkan ada BALI OMG...!!! L
perasaan mereka tinggal dan bekerja di Jakarta kenapa tiba-tiba jadi muncul Pantai
Bali, Tol Bali, Hotel Bali, Perumahan Bali ada Danau Toba pula Arghhhhh.....!!! Melenceng
banget dari cerita bukunya belum lagi Ending yang tidak sesuai dengan cerita Asli
Novelnya Diva itu perasaan Pergi menjelajah dunia tapi kenapa malah muncul dan
stay di depan rumah Rana coba? K kemudian flash back kehidupan Rana berulang-ulang muncul juga di saat menjelang akhir Film.
Catatan Akhir
Pada saat ini dapat saya pastikan kalau saya adalah salah satu penonton
yang juga pembaca yang bisa dibilang kecewa dengan Film Perdana “SUPERNOVA-KESATRIA,
PUTRI, & BINTANG JATUH” hanya ada 3 Karakter yang benar-benar saya bisa
mengerti yaitu Reuben, Dimas dan Teman Arwin di dalam film ini. Yang jelas
antara Trailer dan Film secara utuh memang tidak jauh berbeda untuk kali ini. Bisa dibilang nyaris semua aktor dan aktris di Film ini kemampuan aktingnya cukup baik, cukup kurang, sangat kurang dan ada yang cukup buruk. Kelas akting jelas sangat dibutuhkan untuk semua pemain, penjiwaan dan pendalaman karakter dengan bimbingan penulis buku asli sepertinya akan sangat membantu, begitu juga untuk penulisan naskah film yang agak jauh dari novel yang sudah di terbitkan, kedepannya jika akan ada kelanjutan dari serial ini mungkin saya tidak akan berani untuk melihat karena takut
akan kecewa semakin dalam, selain itu tidak ingin kehilangan tokoh-tokoh dalam SUPERNOVA yang sudah menemani ruang imaginasi saya selama ini, mereka terlalu berharga
untuk dikecewakan. Demikian catatan yang bisa saya berikan tanpa bermaksud mengurangi rasa hormat untuk kerja keras semua pihak dalam mewujudkan salah satu kisah yang banyak menjadi pegangan para penikmat sastra di tanah air. Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada hal yang kurang berkenan dan menyinggung perasaaan, ini murni pemikiran dari apa yang saya rasakan ketika melihat sebuah karya sastra yang saya kagumi.
Terlepas layak tidaknya untuk di tonton saya serahkan keputusan kepada anda, namun jika anda ingin mengalami sendiri dan memastikan apa yang saya tulis susuai apa adanya saya sarankan anda untuk menonton agar mengerti dan silakan anda berikan penilaian tersendiri. J