To
:Dodi Wedo_BDG My Best Friends,
Sahabat Sejati
Menyayangimu tapi
bukan kekasihmu,
Dia perhatian
kepadamu tapi bukan keluargamu,
Dia siap berbagi rasa
sakit tapi dia tidak berhubungan darah denganmu,
Marah seperti Ayah !
Peduli seperti Ibu !
Mengganggu seperti
Kakak !
Mengesalkan seperti
Adik !
Dia menyayangimu
lebih dari kekasih
Dia adalah...
Sahabatmu !
Happy
Late B’Day My Lovely Brother
Nama aslinya adalah
widodo, asal dari garut kalau dulu waktu jaman kuliah dan paling suka
memperkenalkan diri sebagai Dodi kalau berkenalan ^.^
Anyway
Ultahnya
sih 22 Desember Kemarin
maap yah
agak telat, kalau ngga
salah sudah masuk umur 35 kan, bagaimana penyakit latahnya sekarang? Pasti sudah sembuh total. Oiya waktu
jaman kuliah dulu Dodi itu paling banyak yang ngecengin, karena kalau dilihat-lihat
pake sedotan dari ujung Gunung Tangkuban Perahu itu memang terlihat ganteng sih pokoknya paling gaya, tapi pasti semua
langsung illfeel pas tau latahnya yang
parah banget.
Agak heran
sih kok
bisa yah ada
laki-laki
yang latahnya parah banget. :P
Masih
teringat jelas pertama kali kita bertemu waktu hari pertama setelah Orientasi
mahasiswa baru di kampus, dengan
gaya berbusananya ia terlihat paling
mencolok diantara
mahasiswa baru lain dengan
rambut pirang, kacamata gaya, jaket ketat plus kaos buntung seperti pamer otot sama wanita-wanita dikampus. Suka rada bingung
juga sebenarnya dia itu mau kuliah apa mau
clubbing? Hehe
Waktu
tahu ternyata kita satu jurusan dan satu kelas, jujur seneng banget rasanya apalagi pas tahu ternyata dia latah parah, alhasil selalu
saja
jadi bulan-bulanan anak-anak, Jahat banget yah tapi karena itu juga semua
orang senang saat berada didekatnya ^.^
Bisa
punya sahabat seperti dia selalu membuat aku merasa bersyukur, dia bahkan sudah seperti saudara sendiri, selalu bisa tampil
lebih percaya diri saat bersamanya, karena saat itu aku tergolong anak yang
kuper, culun dan naif. Oia
ngomongin naif jadi inget tampilan dia waktu jaman kuliah dengan rambut sebahu belah pinggir
dan kacamata jadul ditambah brewok tipis dah mirip banget deh sama David bayu
(Vokalis Naif) sayang fotonya entah sekarang ada dimana. :P
Masih saja seperti baru terjadi kemarin, saat pertama kita berdua menjadi sahabat, kita
sering sekali
mendapat tugas
kerja dalam satu kelompok, mulai dari Rental
komputer atau internet
bareng,
hampir setiap saat kita selalu bersama. Itu juga yang membuat kita berdua bisa terbuka satu
sama lain tentang jati diri kita yang sebenarnya. Dan ternyata
kita punya
ketertarikan yang sama dalam banyak hal kecuali soal gebetan :D
Banyak hal yang aku dapat dari Dodi, dia itu emang bisa jadi
teman yang paling menyenangkan untuk berbagi cerita apapun, mulai dari dunia hitam, dunia
putih, bahkan
dunia gradasi abu-abu yang waktu itu memang kurang aku pahami. Tak
hanya sebagai teman bercerita, selama masa kuliah dulu ia juga jadi tumpuan
hidup, walau kehidupannya saat itu sedang
susah, tapi ia
tetep mau untuk membantu
teman-temannya jika kami
sedang ada masalah.
Sama-sama
hidup seorang diri dikota yang asing jauh dari keluarga dengan bekal hidup yang
serba pas-pasan tidak membuat kita kurang bersyukur walau harus cari tambahan
dari sana-sini,
kita berdua selalu bisa
mencukupi segala kebutuhan hidup sampai akhir bulan. Terlebih lagi aku yang bisa selamat setiap
bulan karena diberikan tumpangan hidup dikosannya sampai berbulan-bulan selepas di
minta pergi oleh saudara sepupu dengan alasan yang kurang jelas, Jujur aku banyak berhutang budi sama
Dodi.
Hidup
satu atap membuat
aku selalu
bisa berfikir positif, Dodi itu
adalah salah satu sumber inspirasi dan kekuatan dalam hidup aku selama ini, walaupun kadang moody tapi dia lebih sering membawa keceriaan buat
orang-orang sekitarnya.
Kalau
kata Resti Salah satu sahabat
baiknya
yang lain yang sudah mengenalnya
sejak jaman SMP, Dodi
itu memang bukan orang yang sempurna karena dia
itu sangat unik, dengan jalan yang tertatih-tatih, lambat, lebih lambat dari
ukuran perempuan yang berjalan paling lambat karena dia memakai sepatu unik.
Kakinya
yang tidak sama panjang, membuat dia
harus memakai sepatu khusus, hampir 20 cm hak sepatu yang dia pakai. Besi
penyangga dari paha sampai ke ujung sepatu dan engsel besi di bagian lututnya,
Tetapi dengan sepatu unik yang dia
pakai tidak pernah membuat dirinya
menjadi merasa berbeda "unik" seperti yang resti, aku bahkan semua orang rasakan. :')
Dodi
itu memang
sahabat yang unik bin ajaib dalam arti yang sebenarnya, selalu ceria, penuh
canda tawa dan selalu bersemangat, sejak kenal sama dia aku mulai bisa belajar
untuk lebih bergaul dengan teman-teman yang lain dan setiap hari gw mulai bisa
belajar lebih bersyukur dan menghargai kehidupan yang aku jalani. intinya aku mulai bisa tampil
lebih percaya diri, dan semua itu berkat Dodi.
Aku
masih ingat saat dulu waktu masa Orientasi Mahasiswa di Gn.Puntang Bandung, dia memilih untuk tetap
ikut dan tidak pernah terlihat manja sama sekali, Jujur aku bangga bisa jadi
sahabatnya.
Melihat perjuangan
dia
setiap hari bongkar pasang sepatu yang pasti selalu saja membuat ia berkeringat karena memang
cukup sulit sepatu itu untuk dipasang :’)
Bagiku Dodi
itu adalah seorang Sahabat Sejati bahkan
lebih, bagiku ia sudah
seperti Abang yang selalu siap sedia membantu adiknya kapanpun. Aku menyadari itu semua
saat aku
hampir kehilangan lo untuk pertama kalinya dan aku masih ingat jelas saat itu, entah setan
dari mana yang merasuk ke tubuhnya
dengan tiba-tiba dengar pintu yang terbanting dengan kencang dan bunyi kaca
yang jatuh kelantai yang cukup mengagetkan satu kosan dan saat aku berlari keluar dari kamar sebelah aku melihat seseorang berdiri didepan
jendela yang diteralis sambil memanggil namanya, dengan berbagai cara ia mencoba
merayu untuk bisa diperbolehkan masuk, karena
pintu kamar yang terkunci dan kuncinya telah dibuang
entah berada
dimana, dengan rasa penasaran aku
berjalan kearah pacarnya
dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi ternyata mereka baru saja
bertengkar hebat.
Serius
waktu itu aku
kaget, marah, sedih, bingung saat melihat didalam kamar yang berantakan seperti
kapal pecah dan melihat dirinya duduk terdiam dalam sepi diatas kasur dengan tatapan
mata yang kosong dengan berurai air mata dengan memegang
pecahan kaca dan menempatkannya tepat diujung urat nadi tangannya. ?!?@#$%&!?!
:’(
Tanpa
sadar aku mulai
ikut meneteskan air mata karena takut kehilangan seorang sahabat terbaik yang
juga Abang yang tidak pernah aku
punya, dengan suara terbata-bata mencoba menyadarkan dan meredakan
dirinya
dari amarah yang tidak pernah aku
lihat sebelumnya. Mencoba mengingatkan tentang tanggung jawab yang ia punya terhadap adik
perempuan satu-satunya yang sudah dititipkan oleh kedua mendiang orang tuanya yang sudah lebih
dahulu mendahului. Dengan perasaan takut aku terus berusaha mengingatkan bahwa
hanya dirinya
yang bisa diandalkan untuk menjaga dan membesarkan adik satu-satunya, entah apa yang akan terjadi kalau sampai hari itu dia mati sia-sia. :’(
Dan
aku juga
tidak
akan pernah rela kalau harus
melihat dia
mati dengan cara bodoh seperti itu didepan mata ku tanpa aku bisa berbuat apa-apa, aku akan merasa
menjadi sahabat yang gagal karena tidak bisa menjaganya
seperti ia
menjaga aku
selama ini.
Syukurlah semua itu tidak
terjadi
aku
merasa lega karena pada akhirnya ia masih
mau juga mendengarkan omonganku
dan melupakan niat bodohnya
itu :’( aku selaluu
berharap semoga kejadian hari itu tidak pernah terulang.
Semenjak
kejadian hari itu aku
selalu memperhatikannya,
dan aku senang melihat ia berubah menjadi orang yang jauh lebih kuat, lebih
tegar, lebih rasional dan lebih mandiri dalam menjalani kehidupan yang sulit. Selepas kuliah kita
berpisah aku kembali ke
Jakarta dan ia tetap di Bandung untuk mencari kerja, aku sempat merasa kehilangan karena hampir
setiap saat kita selalu bersama.
Namun saat
aku mendengar kabar kalau
akhirnya ia bisa mendapat
pekerjaan, aku merasa bahagia. Pada dasarnya aku selalu percaya dengan tekat dan
kegigihan dirinya dan dimana
pun dia
berada dia
pasti bisa mencapai apa yang ia impikan, karena pada dasarnya itu orang
yang menyenangkan dan mudah bergaul. Setiap kali ada waktu kita selalu menyempetkan untuk berbagi cerita lewat telpon
berbagi kisah-kisah lucu seputar kehidupan kita masing-masing yang membuatnya tertawa keras dan khas bahkan sesekali latahnya muncul dan itu yang selalu membuat aku kangen masa-masa kuliah
dulu.
Entah
berapa tahun kita tidak saling bertemu, karena kita mulai disibukkan dengan
pekerjaan masing-masing ingin rasanya bisa bertemu dan bernostalgia. Syukurlah akhirnya tuhan mengabulkan
permintaanku
waktu itu karena perusahaan
tempat aku bekerja berencana membuka cabang di
Bandung dan aku
terpilih untuk menjadi salah satu team yang ditugaskan di Bandung dan kita bisa
lebih sering ketemu lagi, Seneng
rasanya
bisa bertemu
kembali
dan melihat ia sudah sukses tidak hanya soal pekerjaan tapi
juga hubungan baru dengan seseorang yang aku yakin ia selalu jadi cinta
sejatinya.
Selalu saja iri
setiap kali melihat kedekatan mereka berdua. :’D
Entah sudah berapa lama aku tidak meliat ia berseri-seri seperti saat bersama
si manja dan ia
menjadi lebih gemuk, lebih terawat dan lebih berceria dari yang pernah aku ingat sejak terakhir kali
bertemu. Hatiku pun
mulai merasa tenang
saat melihat kalian berdua, aku
yakin dan percaya kalian adalah Pasangan Sejati!
Tapi
sayang ternyata kontrak kerja di bandung tidak terlalu lama berjalan hanya satu
tahun dan kami
harus berpisah
lagi karena aku mendapatkan pekerjaan di
Indramayu
:”( Tanpa
ada kenalan, tanpa
saudara, walau aku cukup beruntung masih bisa sesekali waktu masih bisa main ke
Bandung ke tempatnya saat mulai terasa jenuh, Dia itu memang benar-benar penyelamat dalam
hidup ku.
Setelah bertahan
1 tahun di sana dan memutuskan berhenti, aku mencoba kembali ke Bandung lagi dan dengan berbekal
tabungan yang ada aku berusaha
untuk hidup sendiri sambil mencari pekerjaan baru, tapi ia selalu saja mencemaskan
aku,
dan mengajakku untuk kembali tinggal bersama kalian, sekeras hati
ingin menolak tapi ia
yang sudah
aku anggap
seperti Abang aku sendiri
selalu memaksa hingga akhirnya akupun
setuju. Sekali lagi dan lagi aku
berhutang budi dengannya
dan kali ini juga dengan pasangannya.
Sampai
suatu hari ia
mulai mengeluh sakit yang tidak
jelas,
dari hasil pemeriksaan yang ada memang kadar kolesterolnya
kadang
cukup tinggi
dan nampaknya
cukup bermasalah dan juga aku
tahu sering kali merasa nyeri di dadanya.
Satu hal yang pasti kebiasaan merokoknya
memang cukup
parah, sering kali aku melihat pasangannya marah karena ia selalu merokok walau
sedang sakit dan aku
juga kadang kala jadi
ikut bawel sama kebiasaannya
itu. tapi sifat keras kepalanya
masih tetap sama sesekali ia
membalas omelan aku tau pasangannya dengan canda tawa. -,-
Sampai
akhirnya jantungnya
mulai bermasalah, ia semakin
sering merasa sesak nafas dan
lebih sering berbaring di tempat tidur, dengan rembukan keluarga akhirnya kami semua memutuskan
untuk membawa ia
untuk pulang
ke Garut dan dirawat inap disana, untuk kedua kalinya aku merasa takut
kehilangan dirinya
:”(
Setelah
dirawat,
entah kenapa kian hari kondisinya
tidak
juga membaik karena tidak berapa lama ia
malah mulai
jadi susah makan dengan keluhan berbeda kali ini ia sering mersakan nyeri di perutnya, bukan hanya jantungnya, bukan lagi hanya
dadanya
yang terasa sesak dan setelah dilakukan pemeriksaan ulang dokter mendiagnosa kalau lo kena
usus buntu yang berdasarkan hasil konsultasi keluarga serta dokter dan dengan
pertimbangan medis memutuskan untuk melakukan operasi. Aku kembali merasa
sangat cemas
walau akhirnya
aku bisa
sedikit merasa lega dan bersyukur saat dengar operasinya berhasil, walau berhasil sayangnya entah kenapa selepas
menjalani operasi semangat hidup dalam hidupnya
seperti memudar, tidak seperti Dodi yang aku kenal selama ini.
Kalau
saja saat itu ia
tahu apa yang keluarganya, pasangannya dan aku rasakan, jujur kami semua bingung mesti
bagaimana lagi biar agar ia
bisa ceria seperti dulu, tak jarang aku berfikir apakah ia
sadar selama kalau selama ia sakit kami
semua mengkhawatirkannya? Apakah ia sadar kalau pasangan hidupnya itu terlihat begitu
menderita melihat kondisinya selama ini, apakah ia
sadar bahwa pasangan hidupnya
terlihat begitu lelah karena harus membagi waktu antara pekerjaan dan
memikirkannya
dan selalu harus pulang - pergi Bandung-Garut
setiap kali ada kesempatan libur dan
kadang kala sudah tidak lagi memikirkan kesehatan dirinya sendiri.
Jujur,
aku
suka sedih melihat keadaan mereka
berdua saat itu, Aku
akui Dodi
itu sangat beruntung
sekali bisa punya
seseorang seperti dia. Seharusnya
ia bisa
lebih bersemangat untuk kembali sehat, setidaknya itu yang ada di benakku saat itu. Dan kadang tanpa
sadar aku
masih suka marah saat dihadapkan dengan keadaan itu, tapi syukurlah akhirnya aku mulai bisa sedikit lebih lega dengan
melihat Dodi
mau mengerti dan terlihat mulai bangkit lagi, setidaknya ia sudah mulai mau
makan saat disuapi oleh orang yang paling di
sayang dan paling menyayanginya.
Aku
masih ingat
saat
itu karena ada acara keluarga aku
harus pergi selama 2-3 hari ke daerah Purwokerto, walau belum tenang sepenuhnya
tapi aku
merasa sudah bisa meninggalkan ia untuk beberapa waktu, apalagi semua keluarga dan pasangannya juga selalu ada
menemani disamping ia, Aku mencoba meyakinkan diri bahwa ia akan baik-baik saja, setidaknya dengan ikut acara
keluarga aku ingin mencoba
menenangkan diriku
sendiri. Jujur setelah beberapa waktu berada di sekitar Dodi kadang aku suka
terbesit hal yang tidak-tidak. :’(
Tapi
ternyata firasat yang selama ini selalu aku
coba abaikan benar-benar terjadi, malam itu tanggal 24 Maret 2012 sekitar pukul
22.00 malam hari terakhir di Purwokerto aku
mendapat telpon
dari seorang wanita yang menangis sambil terisak dan meminta maaf untuk dirinya dan dengan terbata-bata
ia mengatakan
kalau Dodi
sudah tiada,
karena ada komplikasi
dan sudah tidak dapat diselamatkan lagi.
Sesaat lidahku terasa kaku, tak ada kata yang
bisa keluar dari mulut ku
hanya air mata yang
mulai jatuh perlahan di tengah udara malam yang semakin dingin menusuk, hingga terasa
membekukan
hati.
:”(
Dalam
diam dan termenung dalam dinginnya malam sebuah suara telpon kembali berdering
dari handphoneku
dan kali ini terdengar suara yang sudah tidak asing lagi suara dari pasangan hidupnya yang juga mengabarkan hal yang
masih tidak pernah bisa aku
percaya!!! Mendengar isak tangisnya membuat aku
semakin tidak dapat menahan kesedihan lagi, dengan suara parau kami berdua
mencoba menguatkan satu sama lain dalam keadaan yang sama-sama hancur dan
rapuh. Aku harus menerima kenyataan bahwa ia benar-benar pergi untuk
selama-lamanya. :”(
Jujur
aku
sempat sangat marah kepada
Tuhan, amat sangat marah!
Mengapa
Tuhan harus ambil ia
juga dari hidup aku
dengan selang waktu hanya sebulan setelah aku
kehilangan kak adhyt! dan kehilangan Dodi
adalah salah satu kehilangan terbesar yang pernah aku alami. Separuh nyawa ini seolah-olah telah hilang :”(
Malam
itu aku
hanya ingin cepat bertemu pagi untuk bisa bertemu dengan dia untuk terakhir
kalinya, tapi sayang aku
terlalu jauh dan tidak memungkinkan untuk bisa sampai dan melihat dirinya sebelum ia tidur dipembaringan terakhir untuk selamanya.
Saat pagi menjelang aku
bergegas menuju rumahnya
di kawasan garut
dan seperti yang aku
bilang aku benar-benar datang terlambat :”(
hari sudah menjelang senja,
aku
kembali
harus menunggu, saat itu aku
hanya bisa menemui semua keluarganya,
adik kesayangannya
dan pasangan hidupnya,
kami saling berangkulan dengan air mata yang tak pernah berhenti mengalir.
Dan aku
baru bisa melihat pusaranya
dengan tanah merah yang masih basah berhias bunga dengan batu nisan yang
tertulis namanya
keesokkan harinya dan itu akan selalu jadi salah satu penyesalan terakhir yang
sangat mendalam dan dosa terbesar Aku
kepadanya.
:”(
Bersama
surat ini aku
cuma ingin bisa selalu mengenang ia
sebagai teman terbaik, sahabat terbaik, Abang terbaik yang pernah hadir di
dalam hidup aku!!!
Maafin
aku
Dod.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. :”(
Teriring
do’a sebagai Kado ulang tahun untuknya
dan sebagai ungkapan terima kasih yang sangat mendalam, terima kasih sudah
menjadi bagian hidup ini
you’re the BEST!!! :”(
Terima
Kasih Dod.. Terima Kasih.. Terima Kasih.. Terima Kasih.. Terima kasih :”(
Happy Late B’Day my Lovely Brother, semoga selalu
Bahagia :”(