Sabtu, 31 Januari 2015

Merindukan Mu



***Saat Aku Kembali Merindukan Mu ***


Tak terasa waktu berlalu begitu cepat dihadapanku
Di saat malam kian terasa sepi
Sampai saat ini aku masih saja merindukanmu

Entah harus berapa lama lagi aku harus selalu mengingatmu
Mengingat tentang mu, tentang kita di masa itu

Sebelum kita bertemu, aku tidak pernah tau rasanya jatuh cinta
Yang ku tahu hanya tentang ku dan dunia ku sendiri
Dunia yang tak berwarna namun terasa begitu damai dalam sepi

Sampai saat engkau hadir dalam hidupku
Dalam diam tanpa kata hanya senyuman
Aku jatuh cinta pada pandangan pertama
Sering kali aku tenggelam dalam khayalan

Aku Jatuh cinta saat kita mulai saling menyapa
Aku Jatuh cinta saat kita mulai saling mengerti
Aku jatuh cinta untuk pertama kali

Tak pernah ku menduga kita saling jatuh cinta

Duniaku sempat berwarna, terasa ramai dan tak lagi sepi
Duniaku sempat terasa indah saat aku, kamu kita jatuh cinta
Duniaku sempat bermakna, karena kita saling menyayangi  

Tak pernah ku menduga dirimu bisa mendua

Aku patah hati untuk pertama kali
Aku patah hati saat kita tak lagi saling mengerti
Aku patah hati saat engkau terdiam tanpa kata

Sering kali aku tenggelam dalam lamunan
Aku patah hati tak lagi jadi yang pertama
Dalam diam tanpa kata tanpa senyuman
Sampai saat engkau pergi dari hidupku

Duniaku kembali kelabu, sejak engkau putuskan tak lagi kembali 
Yang ku tahu duniaku kini tak lagi ada damai dihati
Saling membenci, kau tinggalkan luka dan air mata dalam kisah kita

Mengingat tentangmu, tentang kita di masa itu
Entah harus berapa lama lagi aku harus selalu mengenangmu

Sampai saat ini aku masih terjebak masa lalu
Di saat malam kan berganti pagi
Tak terasa rintik hujan turun perlahan dihadapanku  



***Saat Aku Berhenti Merindukan Mu***



*) Sepucuk surat untuk mantan kekasih ku dimanapun engkau berada :')

Jumat, 30 Januari 2015

Happy Late B’Day my Lovely Brother!

To :Dodi Wedo_BDG My Best Friends,



Sahabat Sejati 

Menyayangimu tapi bukan kekasihmu,
Dia perhatian kepadamu tapi bukan keluargamu,
Dia siap berbagi rasa sakit tapi dia tidak berhubungan darah denganmu,
Marah seperti Ayah !
Peduli seperti Ibu !
Mengganggu seperti Kakak !
Mengesalkan seperti Adik ! 
Dia menyayangimu lebih dari kekasih 
Dia adalah... Sahabatmu !


Happy Late B’Day My Lovely Brother 

Nama aslinya
adalah widodo, asal dari garut kalau dulu waktu jaman kuliah dan paling suka memperkenalkan diri sebagai Dodi kalau berkenalan ^.^

Anyway Ultahnya sih 22 Desember Kemarin maap yah agak telat, kalau ngga salah sudah masuk umur 35 kan, bagaimana penyakit latahnya sekarang? Pasti sudah sembuh total. Oiya waktu jaman kuliah dulu Dodi itu paling banyak yang ngecengin, karena kalau dilihat-lihat pake sedotan dari ujung Gunung Tangkuban Perahu itu memang terlihat ganteng sih pokoknya paling gaya, tapi pasti semua langsung illfeel pas tau latahnya yang parah banget. Agak heran sih kok bisa yah ada laki-laki yang latahnya parah banget. :P

Masih teringat jelas pertama kali kita bertemu waktu hari pertama setelah Orientasi mahasiswa baru di kampus, dengan gaya berbusananya ia terlihat paling mencolok diantara mahasiswa baru lain dengan rambut pirang, kacamata gaya, jaket ketat plus kaos buntung seperti pamer otot sama wanita-wanita dikampus. Suka rada bingung juga sebenarnya dia itu mau kuliah apa mau clubbing? Hehe

Waktu tahu ternyata kita satu jurusan dan satu kelas, jujur seneng banget rasanya apalagi pas tahu ternyata dia latah parah, alhasil selalu saja jadi bulan-bulanan anak-anak, Jahat banget yah tapi karena itu juga semua orang senang saat berada didekatnya ^.^

Bisa punya sahabat seperti dia selalu membuat aku merasa bersyukur, dia bahkan sudah seperti saudara sendiri, selalu bisa tampil lebih percaya diri saat bersamanya, karena saat itu aku tergolong anak yang kuper, culun dan naif. Oia ngomongin naif jadi inget tampilan dia waktu jaman kuliah dengan rambut sebahu belah pinggir dan kacamata jadul ditambah brewok tipis dah mirip banget deh sama David bayu (Vokalis Naif) sayang fotonya entah sekarang ada dimana. :P

Masih saja seperti baru terjadi kemarin, saat pertama kita berdua menjadi sahabat, kita sering sekali mendapat tugas kerja dalam satu kelompok, mulai dari Rental komputer atau internet bareng, hampir setiap saat kita selalu bersama. Itu juga yang membuat kita berdua bisa terbuka satu sama lain tentang jati diri kita yang sebenarnya. Dan ternyata kita punya ketertarikan yang sama dalam banyak hal kecuali soal gebetan :D  

Banyak hal yang aku dapat dari Dodi, dia itu emang bisa jadi teman yang paling menyenangkan untuk berbagi cerita apapun, mulai dari dunia hitam, dunia putih, bahkan dunia gradasi abu-abu yang waktu itu memang kurang aku pahami. Tak hanya sebagai teman bercerita, selama masa kuliah dulu ia juga jadi tumpuan hidup, walau kehidupannya saat itu sedang susah, tapi ia tetep mau untuk membantu teman-temannya jika kami sedang ada masalah.

Sama-sama hidup seorang diri dikota yang asing jauh dari keluarga dengan bekal hidup yang serba pas-pasan tidak membuat kita kurang bersyukur walau harus cari tambahan dari sana-sini, kita berdua selalu bisa mencukupi segala kebutuhan hidup sampai akhir bulan. Terlebih lagi aku yang bisa selamat setiap bulan karena diberikan tumpangan hidup dikosannya sampai berbulan-bulan selepas di minta pergi oleh saudara sepupu dengan alasan yang kurang jelas, Jujur aku banyak berhutang budi sama Dodi.

Hidup satu atap membuat aku selalu bisa berfikir positif, Dodi itu adalah salah satu sumber inspirasi dan kekuatan dalam hidup aku selama ini, walaupun kadang moody tapi dia lebih sering membawa keceriaan buat orang-orang sekitarnya.

Kalau kata Resti Salah satu sahabat baiknya yang lain yang sudah mengenalnya sejak jaman SMP, Dodi itu memang bukan orang yang sempurna karena dia itu sangat unik, dengan jalan yang tertatih-tatih, lambat, lebih lambat dari ukuran perempuan yang berjalan paling lambat karena dia memakai sepatu unik. Kakinya yang tidak sama panjang, membuat dia harus memakai sepatu khusus, hampir 20 cm hak sepatu yang dia pakai. Besi penyangga dari paha sampai ke ujung sepatu dan engsel besi di bagian lututnya, Tetapi dengan sepatu unik yang dia pakai tidak pernah membuat dirinya menjadi merasa berbeda "unik" seperti yang resti, aku bahkan semua orang rasakan. :')

Dodi itu memang sahabat yang unik bin ajaib dalam arti yang sebenarnya, selalu ceria, penuh canda tawa dan selalu bersemangat, sejak kenal sama dia aku mulai bisa belajar untuk lebih bergaul dengan teman-teman yang lain dan setiap hari gw mulai bisa belajar lebih bersyukur dan menghargai kehidupan yang aku jalani. intinya aku mulai bisa tampil lebih percaya diri, dan semua itu berkat Dodi. Aku masih ingat saat dulu waktu masa Orientasi Mahasiswa di Gn.Puntang Bandung, dia memilih untuk tetap ikut dan tidak pernah terlihat manja sama sekali, Jujur aku bangga bisa jadi sahabatnya. Melihat perjuangan dia setiap hari bongkar pasang sepatu yang pasti selalu saja membuat ia berkeringat karena memang cukup sulit sepatu itu untuk dipasang :’)

Bagiku Dodi itu adalah seorang Sahabat Sejati bahkan lebih, bagiku ia sudah seperti Abang yang selalu siap sedia membantu adiknya kapanpun. Aku menyadari itu semua saat aku hampir kehilangan lo untuk pertama kalinya dan aku masih ingat jelas saat itu, entah setan dari mana yang merasuk ke tubuhnya dengan tiba-tiba dengar pintu yang terbanting dengan kencang dan bunyi kaca yang jatuh kelantai yang cukup mengagetkan satu kosan dan saat aku berlari keluar dari kamar sebelah aku melihat seseorang berdiri didepan jendela yang diteralis sambil memanggil namanya, dengan berbagai cara ia mencoba merayu untuk bisa diperbolehkan masuk, karena pintu kamar yang terkunci dan kuncinya telah dibuang entah berada dimana, dengan rasa penasaran aku berjalan kearah pacarnya dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi ternyata mereka baru saja  bertengkar hebat.

Serius waktu itu aku kaget, marah, sedih, bingung saat melihat didalam kamar yang berantakan seperti kapal pecah dan melihat dirinya duduk terdiam dalam sepi diatas kasur dengan tatapan mata yang kosong dengan berurai air mata dengan memegang pecahan kaca dan menempatkannya tepat diujung urat nadi tangannya. ?!?@#$%&!?! :’(

Tanpa sadar aku mulai ikut meneteskan air mata karena takut kehilangan seorang sahabat terbaik yang juga Abang yang tidak pernah aku punya, dengan suara terbata-bata mencoba menyadarkan dan meredakan dirinya dari amarah yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Mencoba mengingatkan tentang tanggung jawab yang ia punya terhadap adik perempuan satu-satunya yang sudah dititipkan oleh kedua mendiang orang tuanya yang sudah lebih dahulu mendahului. Dengan perasaan takut aku terus berusaha mengingatkan bahwa hanya dirinya yang bisa diandalkan untuk menjaga dan membesarkan adik satu-satunya, entah apa yang akan terjadi kalau sampai hari itu dia mati sia-sia. :’(

Dan aku juga tidak akan pernah rela kalau harus melihat dia mati dengan cara bodoh seperti itu didepan mata ku tanpa aku bisa berbuat apa-apa, aku akan merasa menjadi sahabat yang gagal karena tidak bisa menjaganya seperti ia menjaga aku selama ini.

Syukurlah semua itu tidak terjadi aku merasa lega karena pada akhirnya ia masih mau juga mendengarkan omonganku dan melupakan niat bodohnya itu :’( aku selaluu berharap semoga kejadian hari itu tidak pernah terulang.

Semenjak kejadian hari itu aku selalu memperhatikannya, dan aku senang melihat ia berubah menjadi orang yang jauh lebih kuat, lebih tegar, lebih rasional dan lebih mandiri dalam menjalani kehidupan yang sulit. Selepas kuliah kita berpisah aku kembali ke Jakarta dan ia tetap di Bandung untuk mencari kerja, aku sempat merasa kehilangan karena hampir setiap saat kita selalu bersama.

Namun saat aku mendengar kabar kalau akhirnya ia bisa mendapat pekerjaan, aku merasa bahagia. Pada dasarnya aku selalu percaya dengan tekat dan kegigihan dirinya dan dimana pun dia berada dia pasti bisa mencapai apa yang ia impikan, karena pada dasarnya itu orang yang menyenangkan dan mudah bergaul. Setiap kali ada waktu kita selalu menyempetkan untuk berbagi cerita lewat telpon berbagi kisah-kisah lucu seputar kehidupan kita masing-masing yang membuatnya tertawa keras dan khas bahkan sesekali latahnya muncul dan itu yang selalu membuat aku kangen masa-masa kuliah dulu

Entah berapa tahun kita tidak saling bertemu, karena kita mulai disibukkan dengan pekerjaan masing-masing ingin rasanya bisa bertemu dan bernostalgia. Syukurlah akhirnya tuhan mengabulkan permintaanku waktu itu karena perusahaan tempat aku bekerja berencana membuka cabang di Bandung dan aku terpilih untuk menjadi salah satu team yang ditugaskan di Bandung dan kita bisa lebih sering ketemu lagi, Seneng rasanya bisa bertemu kembali dan melihat ia sudah sukses tidak hanya soal pekerjaan tapi juga hubungan baru dengan seseorang yang aku yakin ia selalu jadi cinta sejatinya. Selalu saja iri setiap kali melihat kedekatan mereka berdua. :’D

Entah sudah berapa lama  aku tidak meliat ia berseri-seri seperti saat bersama si manja dan ia menjadi lebih gemuk, lebih terawat dan lebih berceria dari yang pernah aku ingat sejak terakhir kali bertemu. Hatiku pun mulai merasa tenang saat melihat kalian berdua, aku yakin dan percaya kalian adalah Pasangan Sejati!

Tapi sayang ternyata kontrak kerja di bandung tidak terlalu lama berjalan hanya satu tahun dan kami harus berpisah lagi karena aku mendapatkan pekerjaan di Indramayu :”( Tanpa ada kenalan, tanpa saudara, walau aku cukup beruntung masih bisa sesekali waktu masih bisa main ke Bandung ke tempatnya saat mulai terasa jenuh, Dia itu memang benar-benar penyelamat dalam hidup ku.

Setelah bertahan 1 tahun di sana dan memutuskan berhenti, aku mencoba kembali ke Bandung lagi dan dengan berbekal tabungan yang ada aku berusaha untuk hidup sendiri sambil mencari pekerjaan baru, tapi ia selalu saja mencemaskan aku, dan mengajakku untuk kembali tinggal bersama kalian, sekeras hati ingin menolak tapi ia yang sudah aku anggap seperti Abang aku sendiri selalu memaksa hingga akhirnya akupun setuju. Sekali lagi dan lagi aku berhutang budi dengannya dan kali ini juga dengan pasangannya.

Sampai suatu hari ia mulai mengeluh sakit yang tidak jelas, dari hasil pemeriksaan yang ada memang kadar kolesterolnya kadang cukup tinggi dan nampaknya cukup bermasalah dan juga aku tahu sering kali merasa nyeri di dadanya. Satu hal yang pasti kebiasaan merokoknya memang cukup parah, sering kali aku melihat pasangannya marah karena ia selalu merokok walau sedang sakit dan aku juga kadang kala jadi ikut bawel sama kebiasaannya itu. tapi sifat keras kepalanya masih tetap sama sesekali ia membalas omelan aku tau pasangannya dengan canda tawa. -,-

Sampai akhirnya jantungnya mulai bermasalah, ia semakin sering merasa sesak nafas dan lebih sering berbaring di tempat tidur, dengan rembukan keluarga akhirnya kami semua memutuskan untuk membawa ia untuk pulang ke Garut dan dirawat inap disana, untuk kedua kalinya aku merasa takut kehilangan dirinya :”(

Setelah dirawat, entah kenapa kian hari kondisinya tidak juga membaik karena tidak berapa lama ia malah mulai jadi susah makan dengan keluhan berbeda kali ini ia sering mersakan nyeri di perutnya, bukan hanya jantungnya, bukan lagi hanya dadanya yang terasa sesak dan setelah dilakukan pemeriksaan ulang dokter mendiagnosa kalau lo kena usus buntu yang berdasarkan hasil konsultasi keluarga serta dokter dan dengan pertimbangan medis memutuskan untuk melakukan operasi. Aku kembali merasa sangat cemas walau akhirnya aku bisa sedikit merasa lega dan bersyukur saat dengar operasinya berhasil, walau berhasil sayangnya entah kenapa selepas menjalani operasi semangat hidup dalam hidupnya seperti memudar, tidak seperti Dodi yang aku kenal selama ini.

Kalau saja saat itu ia tahu apa yang keluarganya, pasangannya dan aku rasakan, jujur kami semua bingung mesti bagaimana lagi biar agar ia bisa ceria seperti dulu, tak jarang aku berfikir apakah ia sadar selama kalau selama ia sakit kami semua mengkhawatirkannya? Apakah ia sadar kalau pasangan hidupnya itu terlihat begitu menderita melihat kondisinya selama ini, apakah ia sadar bahwa pasangan hidupnya terlihat begitu lelah karena harus membagi waktu antara pekerjaan dan memikirkannya dan selalu harus pulang - pergi Bandung-Garut setiap kali ada kesempatan libur dan kadang kala sudah tidak lagi memikirkan kesehatan dirinya sendiri.

Jujur, aku suka sedih melihat keadaan mereka berdua saat itu, Aku akui Dodi itu sangat beruntung sekali bisa punya seseorang seperti dia. Seharusnya ia bisa lebih bersemangat untuk kembali sehat, setidaknya itu yang ada di benakku saat itu. Dan kadang tanpa sadar aku masih suka marah saat dihadapkan dengan keadaan itu, tapi syukurlah akhirnya aku mulai bisa sedikit lebih lega dengan melihat Dodi mau mengerti dan terlihat mulai bangkit lagi, setidaknya ia sudah mulai mau makan saat disuapi oleh orang yang paling di sayang dan paling menyayanginya.

Aku masih ingat saat itu karena ada acara keluarga aku harus pergi selama 2-3 hari ke daerah Purwokerto, walau belum tenang sepenuhnya tapi aku merasa sudah bisa meninggalkan ia untuk beberapa waktu, apalagi semua keluarga dan pasangannya juga selalu ada menemani disamping ia, Aku mencoba meyakinkan diri bahwa ia akan baik-baik saja, setidaknya dengan ikut acara keluarga aku ingin mencoba menenangkan diriku sendiri. Jujur setelah beberapa waktu berada di sekitar Dodi kadang aku suka terbesit hal yang tidak-tidak. :’(

Tapi ternyata firasat yang selama ini selalu aku coba abaikan benar-benar terjadi, malam itu tanggal 24 Maret 2012 sekitar pukul 22.00 malam hari terakhir di Purwokerto aku mendapat telpon dari seorang wanita yang menangis sambil terisak dan meminta maaf untuk dirinya dan dengan terbata-bata ia mengatakan kalau Dodi sudah tiada, karena ada komplikasi dan sudah tidak dapat diselamatkan lagi. Sesaat lidahku terasa kaku, tak ada kata yang bisa keluar dari mulut ku hanya air mata yang mulai jatuh perlahan di tengah udara malam yang semakin dingin menusuk, hingga terasa membekukan hati. :”(

Dalam diam dan termenung dalam dinginnya malam sebuah suara telpon kembali berdering dari handphoneku dan kali ini terdengar suara yang sudah tidak asing lagi suara dari pasangan hidupnya yang juga mengabarkan hal yang masih tidak pernah bisa aku percaya!!! Mendengar isak tangisnya membuat aku semakin tidak dapat menahan kesedihan lagi, dengan suara parau kami berdua mencoba menguatkan satu sama lain dalam keadaan yang sama-sama hancur dan rapuh. Aku harus menerima kenyataan bahwa ia benar-benar pergi untuk selama-lamanya. :”(

Jujur aku sempat sangat marah kepada Tuhan, amat sangat marah! Mengapa Tuhan harus ambil ia juga dari hidup aku dengan selang waktu hanya sebulan setelah aku kehilangan kak adhyt! dan kehilangan Dodi adalah salah satu kehilangan terbesar yang pernah aku alami. Separuh nyawa ini seolah-olah telah hilang :”(

Malam itu aku hanya ingin cepat bertemu pagi untuk bisa bertemu dengan dia untuk terakhir kalinya, tapi sayang aku terlalu jauh dan tidak memungkinkan untuk bisa sampai dan melihat dirinya sebelum ia tidur dipembaringan terakhir untuk selamanya. Saat pagi menjelang aku bergegas menuju rumahnya di kawasan garut dan seperti yang aku bilang aku benar-benar datang  terlambat :”( hari sudah menjelang senja, aku kembali harus menunggu, saat itu aku hanya bisa menemui semua keluarganya, adik kesayangannya dan pasangan hidupnya, kami saling berangkulan dengan air mata yang tak pernah berhenti mengalir.

Dan aku baru bisa melihat pusaranya dengan tanah merah yang masih basah berhias bunga dengan batu nisan yang tertulis namanya keesokkan harinya dan itu akan selalu jadi salah satu penyesalan terakhir yang sangat mendalam dan dosa terbesar Aku kepadanya. :”(

Bersama surat ini aku cuma ingin bisa selalu mengenang ia sebagai teman terbaik, sahabat terbaik, Abang terbaik yang pernah hadir di dalam hidup aku!!!

Maafin aku Dod.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. :”(

Teriring do’a sebagai Kado ulang tahun untuknya dan sebagai ungkapan terima kasih yang sangat mendalam, terima kasih sudah menjadi bagian hidup ini you’re the BEST!!! :”(

Terima Kasih Dod.. Terima Kasih.. Terima Kasih.. Terima Kasih.. Terima kasih :”(






Happy Late B’Day my Lovely Brother, semoga selalu Bahagia :”(